

Solusi Heat Stress di Peternakan Unggas
Cuaca yang panas dapat menjadi faktor penambah yang menyebabkan ayam mengalami heat stress. Heat stress merupakan keadaan dimana tubuh ayam gagal mempertahankan suhu tubuhnya (thermoneutral zone), sehingga terjadi ketidakseimbangan antara panas tubuh yang dihasilkan dengan panas yang dikeluarkan dari tubuh. Ayam tergolong kedalam hewan berdarah panas yang tidak mempunyai kelenjar keringat serta hampir seluruh tubuhnya tertutup bulu. Kondisi biologis seperti ini membuat ayam kesulitan untuk membuang panas tubuhnya ke lingkungan.
Heat stress dapat menyebabkan kematian apabila suhu tubuh ayam lebih tinggi 4oC dari normal (40 oC – 41,66 oC). Secara umum, ayam memproduksi panas dari proses metabolisme di dalam tubuh, termasuk untuk mempertahankan hidup, pertumbuhan dan produksi telur. Selain itu, sumber panas juga bisa berasal dari lingkungan kandang seperti suhu udara, jenis atap/ dinding, litter yang basah dan lembab juga dapat menambah stres bagi ayam.
Ayam mengeluarkan panas tubuhnya dengan empat mekanisme: radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Ketika ayam tidak bisa lagi mengontrol panas tubuhnya setelah menggunakan ketiga mekanisme (radiasi, konveksi dan konduksi), ayam akan menggunakan mekanisme evaporasi atau panting untuk mengeluarkan panas tubuhnya, karena ayam tidak mempunyai kelenjar keringat, maka ia akan mengurangi panas tubuh melalui sistem pernafasan. Panting menjadi efektif apabila angka kelembapan tidak terlalu tinggi.
Pada ayam pedaging (broiler) dewasa zona nyaman untuk pertumbuhan berkisar antara 20 – 25°C dengan kelembapan berkisar antara 50 – 70 %. Udara yang panas dan lembap menyebabkan kodisi stres yang lebih parah dibandingkan dengan udara yang panas namun kering. Panting yang berat / intensitas tinggi akan membuat ayam kelelahan karena rasio respirasinya dapat meningkat 10 x dari rasio respirasi istirahatnya. Hal ini menyebabkan ayam kehilangan CO2 berlebih, dan membuat pH plasma darah meningkat yang disebut sebagai respirasi alkalosis. Level potasium dan fosfat akan habis sedangkan sodium dan klorida akan naik dalam darah. Kondisi ini tentu saja akan menyebabkan rasio pertumbuhan terganggu dan bagi ayam petelur (layer) tentu produksi telur akan menurun.
Ayam pedaging yang mengalami heat stress akan menghindar dari ayam yang lain, cenderung diam menurunkan aktivitas bergerak untuk mengurangi penambahan panas tubuh, mendekati permukaan yang lebih dingin, mengangkat sayap dan membuka area yang tidak berbulu di tubuhnya. Feed intake akan menurun namun water intake meningkat, mengalihkan darah dari organ dalam ke kulit yang membuat warna kulit menjadi gelap. Pada layer, kondisi ayam heat stress akan menurunkan produksi telur, kerabang telur tipis, dan ukuran telur lebih kecil. Heat stress yang sudah kronis akan menyebabkan kerusakan vili-vili usus dan leaky gut syndrome. Hal ini menyebabkan integritas sel-sel vili intestinal menurun, kemampuan digestif juga berkurang sehingga penyerapan nutrisi tidak optimal, kondisi ini akan dimanfaatkan oleh bakteri patogen untuk masuk ke plasma darah menyebabkan infeksi sistemik.
Pencegahan dan penanganan heat stress salah satunya dapat memberikan Astresvit®, keduanya mengandung multivitamin (vit A, D3, E, B12, B6,C, K3, B1, B2, folic acid, NaCl, KCl, B5 dan B3) yang berguna untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh dan menjaga kesehatan ayam dari kondisi stress, Astresvit® dikemas dalam bentuk serbuk larut air sehingga mudah di aplikasikan, dengan dosis 1 – 2 g/liter air selama 3 – 5 hari.
Anda mungkin juga suka

Program Biosecurity untuk Mencegah Penyakit Pernap...
Musim hujan adalah masa yang rentan bagi peternaka...